Pelaku Usaha Inbound di Bali Minta Perbatasan Segera Dibuka

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno berdialog untuk menyerap aspirasi pelaku usaha wisata di Bali. (TP/Ist)

Tag Pariwisata, Badung, Bali -Chairman IINTOA (Indonesia Inbound Tour Operator Association), Paul Edmundus Talo mengungkapkan usulnya agar perbatasan atau border segera di buka agar kegiatan pariwisata kembali aktif.

Selain itu mengenai visa pihaknya berharap VoA (visa on arrival), contohnya negara yang dekat dengan Indonesia, seperti Thailand dan Malaysia yang langsung membuka perbatasannya, sehingga mendatangkan wisatawan dengan VoAnya. Hal itu dinilainya sangat membantu pelaku usaha pariwisata.

Hal tersebut mengemuka saat saat dialog saat kunjungan kerja perdana ke Bali, Menteri Pariwisata dan ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno di Jendela Bali The Pandramic Resto, GWK Cultural Park, Minggu (27/12/20).

Pada kesempatan itu pelaku usaha pariwisata mendiskusikan kendala yang dihadapi selama pandemi COVID-19, guna merumuskan langkah strategis ke depan.

“Kami sangat memahami bahwa kebijakan tersebut bukan hanya dari Kemenparekraf saja, tetapi harus bersinergi dengan kementerian/lembaga terkait. Namun, saya berharap melalui Bapak Menteri bisa memastikan lebih cepat hotel dan restoran, serta industri di sektor ini dapat terbantu dan bangkit lagi,” ungkap Paul.

“Namun, saya berharap melalui Bapak Menteri bisa memastikan lebih cepat hotel dan restoran, serta industri di sektor ini dapat terbantu dan bangkit lagi,” kata Paul lagi.

Sebab kondisi saat ini, pelaku usaha wisata  sudah 10 bulan tanpa bekerja, hanya mengeluarkan uang, karena sebagian pegawai masih tetap ada, walaupun sebagian telah dirumahkan.

“Pengeluaran jalan terus, sementara pemasukan tidak ada. Oleh karena itu, melalui Deputi Bidang Investasi Kemenparekraf/Baparekraf Fadjar Hutomo, kami berusaha meminta supaya ada dana hibah pariwisata untuk pelaku pariwisata lainnya seperti biro perjalanan yang mendatangkan wisatawan agar mendapat kesempatan untuk menerima dana hibah,” kata Paul.

Sandiaga mengerti bahwa seluruh stakeholder di sektor pariwisata mengalami banyak kesulitan. “Banyak masyarakat di Provinsi Bali yang kehilangan pekerjaan, mata pencaharian, penghasilan berkurang, makan tabungan. Selain itu, masuk sekarang ke periode manset (makan dari jual hasil aset). Oleh karena itu, kita harus pastikan gerak cepat, agar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali ini bisa bertahan dengan kebijakan-kebijakan yang penuh dengan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi,” ujar Sandiaga.

Harapannya kegiatan ini dapat meraih peluang untuk mengembangkan kepariwisataan di Indonesia.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa, dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa dialog ini betul-betul memberikan semangat dan energi kepada stakeholder di sektor pariwisata.

Di akhir acara, Sandiaga  merespon baik berbagai masukan dan menampung keluhan yang dipaparkan oleh seluruh pemangku kepentingan. Semua kendala dan masukan kata dia, akan segera diusahakan secara cepat untuk dicarikan jalan keluarnya dengan kolaborasi stakeholder terkait.***

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*